Literasi sampai mati

Literasi sampai mati 

Sesampainya di parkiran ka
mpus, sempat bingung dimana tempat audiotorium. Pasalnya belum pernah sekalipun masuk kampus STKIP Trenggalek. Kemudian datanglah bapak2 yang berbadan gemuk, rambutnya agak putih, pakai jaket dan topi warnanya senada dengan jaket yang dikenakan. mungkin kalo dilihat dari penampilannya umurnya sekitar 50 tahunan. Beliau nyapa, mungkin heran lihat saya celingukan. Setelah berkenalan ternyata tujuan kita sama ke tempat audiotorium.

Kita berpisah ketika masuk ruangan. Dan akhirnya acara di mulai. Para penulis, rektor, dan dosen sudah duduk manis berada di podium. Diantara dosen yang duduk di depan salah satunya tak asing bagi saya. Ternyata beliau yang menyapa saya di parkiran tadi. Luar biasa ternyata beliau selain dosen PBSI beliau seorang penulis bahkan pejuang literasi. Satu persatu buku di bedah, sampai sesi pertanyaan saya acungkan tangan, diskusi berlanjut tentang pemberdayaan literasi, proses kepenulisan, serta ilmu2 sastra keren yang beliau bagi.

 Hari yang menyenangkan sampai beliau menghadiahkan 2 buku sekaligus. Tak sia" meski harus jadi mahasiswi gadungan dikampus lain hihi. Serunya lagi ketika beliau kaget ternyata saya sendiri yang kampusnya terjauh Surabaya. Belum puas diskusi dalam acara. Sebelum pulang saya di panggil 2 dosen ( nyesel si soalnya lupa namanya)  diskusi dan menimba ilmu lagi dalam waktu yang singkat beliau bercerita dengan semangat bagaimana perjuangannya dalam memberdayakan literasi di salah satu desa. Ahh luar biasa dan bangga bisa kenal dosen" hebat ini .. Pesan beliau "rawatlah buku dengan baik, merawat buku bukan dengan eman" dan serta merta menata rapi di lemari sebagai pajangan tapi merawat buku dengan baik dengan membacanya" dan membaca buku itu ibarat kita menikmati sebuah proses metaforfosa sebuah ulat bulu yang menjijikkan menjadi kupu2 cantik yang menghiasi taman bunga proses demi proses perjalanan panjang sebagai seorang pejuang literasi apalagi dalam ranah masyarakat agar mereka sadar akan budaya baca" jadi penulis itu juga memperpanjang nama di dunia kalo kita menulis hal baik amalnya akan terus mengalir sampai akhirat.. 

siap pak.. Doakan saya kelak bisa bangun rumah baca.. kelak hihi dan harapan serta cita-citaku ingin sekali mendirikan rumah baca untuk masyarakat, kapan dan entah dimana meskipun hanya untuk baca buku banyak pinjemnya daripada punyanya. 😂😂
...one day insyaAllah 

Trenggalek, 13 mei 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama