Manggis Tragis

Siang itu udara sangat panas, matahari sedang terik teriknya seperti tepat berada di atas kepala, suasana ini Setia menemani kami pulang sekolah. Kerongkongan semakin kering karena perjalanan kami tempuh dengan berjalan kaki. Jarak rumah ke sekolah yang lumayan jauh kami putuskan untuk melewati persawahan. setidaknya sejuknya sawah bisa mengurangi rasa lelah karena polusi di jalan cukup menganggu.

Sebentar lagi sampai rumah mungkin sekitar 200 meter lagi, kami masih harus melewati jalanan yang menanjak karena kebetulan jalan rumah menanjak. kaki semakin kempor, sesekali canda tawa mewarnai perjalanan.. tiba tiba saja ada buah manggis menggelinding dari arah atas.

Sontak saja rohman yang ketua geng menyeletuk
" wahh.. Rejeki iki rek, golek manggis yok (golek#nyari)
Ajakan rohman seakan seperti suntikan semangat baru yang tadinya lelah lunglai.
Serentak kami berteriak.
" ayokkk!!! Aku, rohmi, fatim, tria, dan rohman kegirangan.

Kami tahu darimana sumber manggis itu menggelinding, kebun mbak Nur. Ya, Mbak Nur adalah pemilik pohon manggis yang terkenal lumayan galak di Rt kami. Akhirnya kami masuk kebun belum sampai dekat pohonnya. Sontak mata kami terbelalak karena banyak betul buah yang tumben berjatuhan. Akhirnya kami berbondong-bondong mengambil buah manggis yang matang dan besar-besar. Menurut kami sah sah saja mengambil buah yang jatuh asal tidak mengambil langsung dari pohon, kami berdalih bahwa ini adalah nemu saja. pesta sebentar lagi akan di mulai pikir kami.

5 menit berlalu sudah cukup banyak buah yang kami pungut, Buru Buru kami harus beranjak pergi dari kebun karena takut nanti akan ketahuan mbak Nur. Bisa habis kami dimaki-maki karena berani-beraninya menginjakkan kaki di kebunnya.

Belum sampai kaki melangkah tiba-tiba terdengar suara geram dari atas pohon,
" heee siapa di bawah, kalian mau mencurii yaaa!!!

 suasana yang tadinya girang berubah cepat menjadi rona ketakutan terlihat dari wajah kami pucat Pasi dan mulai keluar keringat dingin. Teriakan tadi memaksa kami untuk menoleh ke atas pohon
" matilah kita!!
"Ayooo muleh" tria ketakutan sambil menarik-narik bajuku

Ternyata buah yang tadinya jatuh adalah hasil dari panen mbak Nur. Kami tidak tahu kalo mbak Nur ada di atas pohon sejak tadi. Karena tingginya pohon dan lebatnya tidak terlihat sama sekali kalo ada orang di atas. Mbak Nur turun dan memarahi kami. Cepat cepat manggis yang kami genggam kami letakkan lagi di dekat pohon.

Sia sia sudah pengembaraan siang itu ke kebun, musnah harapan kami berpesta buah manggis. Mbak Nur yang masih marah melototi kami mengkode supaya kami cepat pergi dari kebunnya.

" helahhh galak men mbak nurr iku" dijalan tria terus mengomel
"Awas aja tuh kagak bakal berbuah lagi tu pohon!  Rohman semakin geram sambil mengepal-ngepal tangannya.
" hah pelit sekali" aku ikutan mengumpat

Gagal sudah pesta manggis kita kali ini.. Entah salah kami atau memang mbak Nur yang pelit, sudah banyak yang kami pungutkan tidak satupun kami di beri buahnya. Sepanjang jalan tidak hentinya kami mengumpat saking kesalnya.


15 th. Lalu
Aii
Trenggalek,  27/04/2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama