Nampaknya saya agak senang ketika membaca sebuah artikel ataupun
buku kemudian menemukan istilah-istilah yang jarang terdengar di telinga saya.
sebenarnya sudah banyak istilah yang saya temukan namun hati saya belum
tergerak untuk menulisnya, namun istilah yang satu ini sedikit membuat saya
berfikir, dalam hati saya berkata indah rasanya jika istilah-istilah ini
ditulis kemudian dijadikan sebuah artikel ataupun tulisan. "Pena-pena para
pemikir adalah pedang-pedang para syuhada" indah bukan kawan.
Saya sering terkagum-kagum membaca artikel-artikel yang ditulis
oleh para penulis, mereka mendapatkan ide darimana sehingga jari jemarinya
begitu lepas dan bebas dalam menulis. motifasi apa yang mereka bawa sehingga
setiap hari ide itu bermunculan begitu saja? pertanyaan-pertanyaan ini sering
muncul dalam benak saya.
Kekaguman saya kepada para penulis-penulis memang sudah lama, dan
sempat terpikirkan diri ini ingin menjadi seorang penulis. tentu kekaguman saya
kepada para ulama tentu lebih daripada para penulis artikel pada masa ini
memang tidak dibandingkan lah namun perlu dicontoh semangat mereka dalam
menulis, mungkin perlu untuk saya sebutkan hasil-hasil karya sebagian para
ulama
-Muhammad ibnu Jarir Ath Thobari (wafat: 310 H), penulis kitab
Jaami’ul Bayan ‘an Ta’wilil Ayil Qur’an
menulis dalam sehari 40 lembar. Kira-kira beliau seumur hidupnya telah menulis
584.000 lembar.
-Imam Abul Wafa’ ‘Ali bin ‘Aqil Al Hambali Al Baghdadi (wafat: 513 H) –manusia tercerdas di jagad
raya kata Ibnu Taimiyah-, beliau menulis kitab Al Funun dalam 800 jilid, di
mana di dalamnya berisi pembahasan tafsir, fikih, nahwu, ilmu bahasa, sya’ir,
tarikh, hikayat dan bahasan lainnya.
-Imam Abu Hatim Ar Rozi menulis kitab musnad dalam 1000 juz.
-Ibnul Jauzi (Abul Faroj ‘Abdurrahman bin ‘Ali bin Muhammad Al
Jauzi, wafat: 597 H), murid dari -Ibnu ‘Aqil, beliau telah menulis 2.000 jilid
buku dan buku yang beliau pernah baca adalah 20.000 jilid. Adz Dzahabi sampai
mengatakan tentang Ibnul Jauzi bahwa tidak ada yang semisal beliau dalam
berkarya.
Apa yang kemudian anda bayangkan jika bisa sampai beribu-ribu karya
telah dihasilkan oleh para ulama. saya kira kita sama-sama manusia yang kurang
lebihnya juga ada. apa yang kemudian menggerakkan mereka hingga jari-jemari
mereka tiada henti menghasilkan tulisan-tulisan yang sampai saat ini karya-karya
itu masih hidup.
Sejatinya perlu kiranya kita berkaca diri, kemudian kita bertanya pada diri kita ini
karya apa yang telah kita hasilkan selama hidup kita?. Mungkin kalimat tanya
itu yang cocok untuk mengakhiri tulisan ini.
Tags
Artikel