Cita-cita bunda


Cita-cita bunda 

Sekarang sudah musim haji, para calon jamaah sudah sibuk mempersiapkan keberangkatannya menuju Baitullah. Tak ketinggalan para sanak family ikut serta menghantarkan sampai pintu bus yang Sudah berjejer rapi. Tangis haru mewarnai kepergian mereka. Saling tepuk bahu dan berpelukan, tak lupa menitip doa terbaik supaya bisa cepat menyusul atau sekedar pesan oleh2. 

Sementara aku dan bunda kami masih sibuk menyiangi rumput di depan rumah. Lha Apa hubungannya dengan kami?  Hihi. Ya ada. Pagi itu cuaca sangat cerah. Kami sudah siap dengan serangkaian peralatan tempur untuk membabat habis rumput liar yang sudah tumbuh tinggi. Mesra sekali jika dilihat. 

Mata kami masih liar melihat kesana kemari memantau sekitar. Celetuk demi celetuk tumpah ruah, menghiasi pekerjaan kami.

Sampai suatu ketika bunda mengatakan.  "Nak, kalo ibuk sudah tua dan kamu wes mapan nanti itu ibuk gak pengen apa2 nak, ibuk cuma pengen ke rumah Allah, ibuk doakan semoga nanti kita bisa berangkat haji nak ya, sebelum ibuk meninggal" kata bunda sambil mengayunkan sabitnya memangkas rumput. 

Bak panah yang melesat cepat tepat sasaran menghujam tajam menembus dada. Tak terasa air mataku mengalir lirih. Namun Buru2 kuseka.  Ini adalah kata2 terbaper yang selalu mengiang2 di kepala. 

Sebuah sekelumit kalimat sehingga mengantarkan tangan  termengadah penuh harap semoga segera tersemogakan. Bapak sudah tiada belum sempat aku bahagiakan. Kini ridhoku tinggal bunda. Sementara usianya tak lagi muda. Oh. Bunda tidak bunda minta pun ini adalah kado terindah untukmu yang ingin sekali kupersembahkan kelak. Semoga Allah meridhoi. 

Duh gusti Allah makbulkan..mudahkan, izinkan. Suatu saat nanti kami bisa menginjakkan kaki bersimpuh dan bersujud di baitullah-Mu. Dengan bunda, entah sebelum aku, atau bunda tutup usia. 

Kepada ribuan rumput yang kusiangi kala itu jadilah saksi atas harapan, dan cita2ku dan bunda. Sabar ya bun.. Mungkin sekarang belum giliran kita. 😘


Aii
Trenggalek, 23 juli 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama