Remember Tragedi 12 maret


Remember Tragedi 12 maret 

Pada hari itu Selasa, di Kampus Trisakti, Sejak pagi ratusan mahasiswa berdatangan dan berkumpul untuk menggelar unjuk rasa. 
Mahasiswa menuntut Presiden Soeharto untuk mundur karena dinilai tak bisa menanggulangi krisis ekonomi yang diduga sudah tidak becus lagi urus negara karena semakin merebaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di kalangan pejabat negara.

Aksi menuntut reformasi tidak hanya berlangsung di Pulau Jawa, tapi juga menyebar ke kampus-kampus di Medan, Makassar, Padang, Lampung, dan Denpasar.

Awal April 1998, unjuk rasa makin mengeras yang terlihat dari makin seringnya terjadi bentrok antara mahasiswa dengan aparat keamanan.

Tak jelas bagaimana awal mula kerusuhan itu terjadi. Menurut kompas.com terbitan tahun 1998 bentrok terjadi seusai mahasiswa membubarkan diri dengan tertib tapi ada beberapa yang saling olok dengan aparat. Sampai ketika terdengar tembakan dan luncuran gas air mata. Mahasiswa yang tadinya dengan tenang kembali ke Kampus Trisakti semakin panik. Dan berhamburan keluar kampus untuk membantu rekan rekannya yang terluka akibat terinjak injak aparat.

 Suasana semakin panas aparat yang sudah kalap bentrok tak dapat terhindarkan. Sampai akhirnya Tragedi Trisakti menelan nyawa empat orang yang namanya abadi hingga kini, yakni Elang Mulia Lesmana (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur), Hafidhin Royan (Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil), Hery Hartanto (fakultas teknologi Industri), dan Hendriawan Sie (Fakultas Ekonomi).

Coretan di atas hanya ringkasan paragraf pertama dari sebuah artikel  yang saya ambil dari berbagai sumber. 

Hal ini membuat saya teringat sebuah kutipan yang di tulis oleh aktivis demonstran era 60 an 
Kalau tidak salah bunyinya seperti ini "Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan akan prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan" perjuangan 4 mahasiswa kala itu sungguh tidak sia sia suara mereka lantang meski nyawa taruhannya. 

Pasca tragedi 20 tahun reformasi melalui program TV saksi Hidup tadi malam, memang sekarang reformasi sudah berjalan dengan sistem demokrasi, rakyat sudah bebas berpendapat tapi masih disayangkan KKN masih berkeliaran bahkan banyak menyeret nama nama mentri di parlemen terang salah satu aktivis 98.

Ibunda elang salah satu aktivis yang gugur pasca tragedi Trisakti juga menyayangkan bahwa kasus penembakan 4 mahasiswa yang merenggut salah satu nyawa putranya sampai sekarang masih belum menemui titik terang. Seakan negara menutupi hal ini atau sengaja menunggu para alumni aktivis 98 yang menjadi saksi semakin menua dan kasus ini terlupakan dengan sendirinya. 

Pada tahun 2000 pemerintah sempat mengumumkan akan menginvestigasi 11 orang aparat yang terduga terlibat dalam tragedi tersebut. Namun hingga sekarang, tidak ada tersangka yang di investigasi. 

Sama dengan kasus kasus yang lain. Tak pernah ada yang pernah menjadi tersangka dalam tragedi berdarah di Kampus Trisakti. Tak jelas siapa pembunuh pahlawan reformasi itu hingga kini.Yang jelas mereka manusia bukanlah siluman. 

Aii
Sabtu 12 April 1998-12 April 2018


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama