Lelah beraroma syurga

Lelah beraroma syurga 
( Darul Hufadz Hidayatullah sby) 

Namanya Kurnia labibah, biasa di panggil nia umurnya sekitar 10 tahun. Hari itu hari ahad hari terakhir saya dan nia bersua sebelum saya pulang. Di bawah pohon yang rindang, di terpa lembut angin yang sepoi-poi depan mushola sakinah, beralaskan tikar tinggal kami berdua. Sambil sesenggukan nia menangis. Entah menyesal atau kesal denganku. Nia terus merengek minta pulang. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30. Sementara firqoh2 yang lain sudah pulang. 

Sebenarnya masalahnya sepele, sudah dua pekan nia tidak mau setoran dengan alasan belum hafal bahkan selama belajar nia sering menganggu teman2nya. Ketika diingatkan sedikit ngelawan, waktu PBM kurang fokus bahkan belum waktunya pulang nia sudah minta pulang. Dan akhirnya sebagai pelajaran nia tidak saya izinkan pulang dulu sampai hafal surah An-Naba ayat 19-23. Disitulah nia mulai menangis soalnya tidak ada lagi teman"nya di mushola selain hanya dengan saya. Karna kami mengajar dengan Talaqi. Terlihat sekali ketika nia melafadzkan nadanya rada emosi. Berulang-ulang nia tetap minta pulang, maaf nak kakak tetap tidak mengizinkan sampai hafal dulu (tega ga tega si karna rumahnya lumayan jauh, mungkin harus begitu pikirku apa yang anak ini mau di bawa pulang sementara setorannya belum nambah2 dipaksa dikitlah supaya tidak ketinggalan dengan yang lain). 

Nak ingat motivasi belajar dari Imam Syafi'i : 
Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru. Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.

Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.

Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya, Maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya.

Hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya. Wajib menjaga ilmu laksana orang menjaga harga diri dan kehormatannya.

Begitulah nak, semoga lelahmu, dan tangismu untuk menghafal hari itu semoga lelah yang beraromakan syurga. Ingat kembali cita2mu untuk memakaikan mahkota untuk orang tuamu. Dan kau tahu kakak sangat iri denganmu karena sesungguhnya kakak jauh darimu. melihat tangisnya hari itu sebenarnya menyesakkan dada pula dan sebagai insprirasi untuk kakak ke depan trima kasih nia 😊

Aii
Trenggalek, 15 mei 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama