Etika Debat Imam Syafi’i



Etika Debat Imam Syafi’i

Debat menjadi hal yang sangat lumrah saat ini, karena perkembangan media sosial yang sangat pesat. Dan seringkali kita melihat ditelivisi-telivisi, mendengar di radio-radio debat yang sangat sengit yang akhirnya berujung saling mencaci, saling merendahkan, bersuara lantang hatta sampai ia berdebat dengan ulama pun berani menghardiknya.

Sikap seorang yang berilmu, dan beradab akan sangat berbeda ketika berdebat dengan siapapun, budaya berdebat saat ini yang kita lihat jauh dari adab, bukan untuk mencari kebenaran, saling tolong menolong, bukan untuk bertukar pikiran dan pengalaman dan saling memberi manfaat antara satu dengan yang lain. Atau justru malah saling memberi label yang buruk. Seharusnya sebagai orang yang berilmu dan beradab dalam berdebat ia niatkan memang dalam rangka mencari kebenaran yang pada akhirnya akan bermuara pada Al-qur’an dan Sunnah, yang akan merubah sikap dan pandangan seseorang menjadi lebih baik, bukan sebaliknya malah menjadi sombong karena menang debat.

Dalam hal ini Imam Syafi’i  pernah berkata “tidaklah aku bertukar pikiran dengan seseorang melainkan aku ingin supaya ia diberi pertolongan, dan selalu dalam lindungan Allah swt dan tidak aku bertukar pikiran dengan seseorang, melainkan aku selalu mengharap supaya Allah selalu menjelaskan kebenaran atas lisanku atau atas lisannya”.

Niat orang berdebat memang sudah harus ditata sejak awal, melainkan untuk saling tolong menolong untuk mencari kebenaran dan selalu mengharap pertolongan Allah agar apa yang disampaikan oleh lisan tidak tergelincir apa lagi jika itu akan disampaikan kepada umat.
Seseorang yang berdebat juga tidak menyembunyikan kebenaran, apa lagi mengubahnya dan berbohong untuk membela diri sedangkan ia dalam kesalahan.

Sikap imam syafii juga terlihat ketika ia berdebat dengan orang-orang yang sombong
Ia berkata “tidaklah aku mendatangkan kebenaran dan alasan yang terang pada seseorang , lalu ia menerimanya dengan baik, melainkan aku menghormatinya dan tidak lah seseorang menyombongi kebenaran dan menolak alasan yang benar dari aku, melainkan aku usir dan musnahkan dari pandangan mataku”

Begitu jelas sikap imam syafi’i ketika berdebat dengan orang-orang yang sombong, karena ketika kita berdebat dengan orang yang justru akan melahirkan kesombongan kembali maka cara terbaik yaitu dengan tinggalkan atau usir, seperti yang dilakukan Imam Syafi’i.
Sikap imam syafi’i ketika dicela dan dikritik

Imam Syafii memiliki pendirian yang kuat dalam mempertahankan pendapat dan kebenaran. Ia siap dikritik dan dan dicela oleh siapa pun juga, asalkan mengkritik dengan cara yang, benar, dan jujur maka beliau akan sangat menghargainya.

“Lawanku, bagi mereka itu ada kebaikan dan kelebihan atas diriku maka dari itu semoga Tuhan jangan menjauhkan lawanku dari diriku.
“mereka selalu membicarakan kesalahanku, maka aku dapat menjauhinya, dan mereka selalu berlomba-lomba akan mendahului aku, maka aku akan berusaha lebih tinggi darinya”.


Sehingga bisa kita simpulkan bahwa ketika imam syafi’i dkritik dan dicela oleh lawannya maka itu sangat bermanfaat bagi perbaikan diri pribadinya, sehingga dengan begitu juga kita bisa mengevaluasi diri kita juga.

Wallahua'lam...

Sumber: Buku Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab (K.H. Moenawar Kholil)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama