“ melangkahlah dengan bijak dan
kikislah rasa ke “aku”anmu itu”
-
Ainul
L.M –
Berbicara
tentang organisasi gak lepas dari mahasiswa yang aktif, kritis, intelek, dan
kretif, saling kerjasama, merangkul, dan pastinya mengeratkan ukhuwah karena
beban perjuangan yang di jalankan bersama. Tapi, semua itu berbanding terbalik
dengan organsasi yang ada di kampusku. Aku biasa di nilai dengan orang yang
keras kepala, mencari masalah, selalu berbeda, dan menembus batas. Bahkan keberadanku
menjadi ancaman bagi orang-orang yang bertopeng, peran manusia yang baik dan
terlihat baik sangatlah jelas. Mungkin nasibku sama dengan Soe bahwa saat ini
aku merasa terasing. Jadi aku merasa pantas untuk mengutip perkataannya “ lebih baik diasingkan, daripada menyerah
pada kemunafikan”.
Disini,
aku hanya mau mengkritisi bagaimana bobroknya almamater organisasi kampusku. Kampusku
bukan kampus pada umumnya. Kampus yang berada dilingkungan pesantren yang di
bawahi oleh ORMAS. Sehingga perbedaan dengan kampus lain sangat kentara. Organisasi,
aku termasuk menyelami organisasi di kampusku selama 4 tahun terbilang dari aku
yang sekarang sudah menjadi mahasiswa akhir. Dan beberapa organisasi ini sempat
ku bergabung dan beberapa ada yang pernah ku pegang. Aku merasa tahun ini
begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelunya. Entah apa karena faktor kids jaman now. Organisasi banyak yang
tumbang dan beberapa naik tigkat.
Aku
tidak peduli bagaimana kalian menilaiku, tapi aku manusia yang bisa menilai.
Bukan aku merasa paling baik, tapi aku hanya peduli dengan kalian agar aku tak
merasa paling baik sendiri sehingga kita berjalan bersama sebagai orang baik.
Katakanlah
organitation dackwah campus. kami beroganisasi disini dituntut bergerak
sendiri, kurang dukungan dan mungkin tidak di anggap oleh dosen bahwa
organisasi ini berjalan. Miris, begitulah. Ketika aku berbicara tentang
kritisan bukan tentang program, programnya pun bejalan dengan baik. Meski oleh
dosen-dosenku kurang mengakui sehingga menjadi penghambat berjalannya acara
yang besar yang kami impi-impikan ahh.. itu hanya angan-angan belaka.
Tahun
ini, organisasi dakwah 360 derajat mengalami revolusi, revolusi seperti apa? hilangnya
budaya hijab, profesionalitas, dan formalitas. Tidak adalagi segan, bercakap
dalam group diskusi membahas yang sia-sia dengan emoticon sudah tidak tabu lagi.
Berdalih agar akrab sesama pengurus. Aku tidak setuju dan sangat menentang. Terlepas
dari masalahku dan buruknya kelakuanku. Banyak juga yang menetangku. Tapi, jika
berbicara dengan organisasi aku orang yang menjunjung budaya yang susah payah
para pendiri bentuk dari tahun berdirinya organisasi dakwah dari tahun 2006. Aku
pun gak ngurus dan gak mau tau jika anggota ada kedekatan pribadi atau apalah. Ketika
orang-orang yang pernah melakukan kesalahan mengingatkan tentang kebenaran
dengan seenaknya tentang apa salah orang yang pernah melakukan kesalahan mengingatkan
tentang kebenaran? Pertentngan karena
bukan faktor organisasi tapi karena sakit hati yang sudah menjalar ketubuhnya
sehingga orang yang pernah salah mengingatkan tentang kebenaran akan tetap
cacat di matanya.
Alasan
yang menurutku gak rasionalis ketika group campur dan membahas yang gak penting
selain urusan internal. Supaya akrab antar pengurus, dan meminimalisir chatan
pribadi. Hah aku gak yakin hal itu. Nyatanya dengan akrabnya di group tak lepas
dengan adanya chat pribadi. Gak realistis.
Orang-orang
yang menentang adalah orang yang merasa pengalaman dalam organisasinya banyak. Benar
pengalamannya banyak, tapi apakah npaham dengan sepak terjang organisasi dakwah
dikampus ini? Hal paling miris dan menjadi cambuk yaitu ketika pembina
mengingatkan dan di abaikan. Merasa paling bisa jalan sendiri bahkan pembina
disebut orang-orang monoto. Bisa saja aku menganggap meskpun banyak pengalaman hanya bocah yang bau kencur. Lebih lagi
pengurus yang dahulunya tidak aktif, banyak tidak hadir dalam acara bahkan acuh
tak acuh dengan problem organisasi. Bukannya membangun kemistri dengan pembina
malah hancur tanpa komunikasi lantas apa gunanya pembina dan dewan syuro yang
nyatanya anggota sekarang banyak yang mengeluh tentang keorganisasian yang
berjalan saat ini. Bahkan jalur kemanajemennya sudah banyak yang tak sesuai.
Perdebatan pun sering terjadi karena sakitnya tubuh
organisasi karena masalah pribadi, tidak ada timbal balik antara atasan dan
bawahan yang harusnya saling merangkul, tapi malah mengedepankan egoisme. Parahnya
saling kerja sama dalam menjatuhkan. Lebih baik bubarkan organisasi jika hanya
sebagai wadah ajang saling menjatuhkan dan merasa paling aku. Bahkan sudah
keluar dari jalur berorganisasi. Perlu diingat organisasi tidak hanya bagaimana
program berjalan. Tapi bagaimana membentuk manusia-manusia yang militan dan
punya jiwa sosialis. Aku hanya gelisah dengan junior-juniorku. Berusaha peduli
tapi tidak dianggap.
Banyak yang mulai kepanasan karena hadirnya manusia-manusia
kritis padahal hanya ingin organisasi berjalan dengan semestinya. Dakwah? Lantas
apa yang mau didakwahi kalau dalam internal sakit. Coba amputasi itu hati-hati
yang terjangkit penyakit. Saling mengingatkan agar tetap sejalan dengan visi
dan misi. Memang jika sudah asyik akrab visi misi pun di abaikan. Masalah terjadi
karena kurangnya keharmonisan dalam kepemimpinan. Ketua yang harusnya membimbing
hilang dan hanya mengamanahkan kepada anggota, disinilah racun mulai menjalar
dan perlu didetox. Merasa paling aku yang bisa rasa kepercayaan terhadap senior
atau anggota berkurang dan pastinya meremehkan.
Coba lah ya, jika memang ada yang merasa paling bisa dan
paham dengan organisasi itu anggota yang lain di pahamkan. Bukan di kerjakan
sendiri dijalankan sendiri. Anggota lain pun butuh perhatian dan bimbingan. Karena
anggota yang merasa kurang perhatian dia akan mengabaikan amanah dia akan
mengacuhkan dan tertanam jiwa acuh dengan organisasi kalian. Sehingga tambahlah
runyam karena ada hati yang sakit.
Ambisiusme dalam berorganisasi agar merasa paling aku
juga memperparah tubuhnya organisasi. Aku pun anak manajemen dalam jurusan perkuliahanku
dan pernah belajar dengan dosen, bagaimana stategi stategi dalam organisasi.
pengetahuanku tentang manajemen organisasi ingin sekali ku terapkan dalam
organisassi. Agar berjalan sesuai alurnya.
Jika
melihat dari problemnya karena organisasi ini terbentuk dari lingkungan
pesantren, pastinya sudah paham bagaimana berdakwah. Tapi masalahnya tidak
hanya itu kembali ke manajemen kurangnya komunikasi dengan pendahulu dan
kurangnya pemahaman manajemen organisasi berjalan hanya berfikir bagaimana
program agar besar, terkenal, dan eksis. Fungsi organisasi bukan hanya itu. Bagaimana
agar anggota keluar dengan jiwa-jiwa sosialis karena organisasi. Banyak yang
melupakan target organisasi sendiri.. mau di bawa kemana arah organisasi itu? Target
apa yang akan dicapai tahun ini? Evaluasi-evaluasi pun masih kurang memantapkan
kebersamaan antar atasan dan bawahan.
Misalkan
saja, ada anggota yang punya gagasan mau membuat acara dan hal itu kurangnya
persetujuan atau dukungan malah membuat malas anggota untuk mengeluarkan
gagasannya lagi. Karena fungsi pemimpin sendiri bagaimana dia mengayomi
anggotanya dan mendukung penuh atas saran-saran anggota. Berarti anggota mulai
peduli dan mau berjalan. Pemimpin harus menjadi pendengar yang baik dan tidak
berpihak dengan anggota tertentu atau malah menjatuhkan anggota.
Komunikasi
itu sangat penting, coba jika dalam organisasi sendiri jika ada masalah di
selesaikan dengan baik bicarakan. Tidak pada egois. Sehinga masalah dan urusan diluar
organisasi tidak terbawa-bawa. Bersikap profesionalah karena kita mahasiswalah
manusia berpendidikan, bertujuan untuk dakwah. Beramar ma’ruf nahi mungkar,
bukan mungkar dengan sesama teman seperjuangan apa yang mau kalian perjuangkan
jika semua sakit. Jika kalian bijak dalam setiap langkah dan tidak ada
keberpihakan Maka dengan begitu kalian akan lahir sebagai mahasiswa yang
berkualitas.
Berdamailah
kawan, kikislah rasa paling akumu, rangkullah musuhmu, kita bukan siapa-siapa
tujuan berdakwah agar kita menjadi manusia yang baik, kembailah ke visi misi tujuan
berdakwah apa. Berdebat mempertahankan argumen tidak menyelesaikan masalah. Tapi
cobalah menyatukan argumen jika masih berselisih pendapat ayoklah saling
menghargai, menerima dengan lapang dada. Lahirlah sebagai manusia yang bijak
tanpa behenti di satu masalah cukupkan, tidakkah kalian nyaman risih, dongkol
jika seperti ini terus. Bercerai berai dengan sesama perjuangan apa yang kalian
akan ambil manfaat dari berdakwah ini? Dosa hanya akan mengalir karena tubuh
yang sakit. Lantas apa kelak yang akan kalian pertanggung jawabkan di hadapan
Rabbmu..berorganisasi itu untuk sarana belajar dan beramal sholeh bukan untuk
ajang menduduki kursi..jadilah saksi perjuangan tanpa saling memusuhi di
internal sendiri.. damai itu indah..dan saling memaafkanlah... dan ingatlah
akupun hanya manusia yang berusaha peduli tidak sepenuhnya mencampuri urusan..
Surabaya,
22 feb 2018
Pukul
09,02
Aku
yang selalu gelisah